Moderasi Beragama dalam Circle Pertemanan.

Sebagai makhluk sosial tentu kita tidak bisa hidup sendirian. Karena manusia pada dasarnya dari sejak lahir sampai masuk liang kubur selalu membutuhkan kehadiran orang lain selain dirinya. Olehkarena itu kita sebagai manusia harus bersosialisasi dengan orang lain, seperti menjadikannya sebagai teman, sahabat, saudara, bahkan seperti keluarga.

Dalam suatu pertemanan tentu kita mempunyai pendapat dan pemikiran yang terkadang sama dan terkadang berbeda. Karena dari masing-masing orang yang mempunyai pemahaman dan sudut pandang yang berbeda. Pemikiran yang berbeda itu meliputi masalah ideologi, politik, dan agama.

Ketika kita berkumpul dengan tujuan selain bersilaturahmi, tentu kita bercerita atau curhat dengan teman-teman kita mengenai masalah hidup dan lain lain. Terkadang ketika kita sedang bercerita mengenai masalah-masalah, mereka membantu kita menyelesaikan masalah dengan beberapa saran yang berbeda dengan pendapat masing–masing.

Apabila masalah tersebut menyangkut hal yang berbau agama, mereka juga saling mengerluarkan pendapat dan pemahaman mereka. Contohnya mengenai hukum halal dan haram suatu masalah dan lain lain. Terkadang mengenai hal tersebut dapat memecahkan pertemanan yang berimbas pada permusuhan. Pendapat yang satu mengatakan ini lalu pendapat yang lain  mengatakan itu. Dan merekapun tetap berpegang teguh dengan pendapat mereka.

Oleh karena itu, kita harus menjadi penengah di antara teman–teman kita yang saling berbeda mengenai pendapat mereka. Apabila teman kita berpendapat dan berbeda dengan yang lain, maka kita harus bersikap Wasathiyah (tengah–tengah) atau moderation (tidak berpihak). Jadi cara pandang, sikap, dan perilaku kita di posisi tengah–tengah, yaitu selalu bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama.

Kita juga berusaha untuk memberikan pemahaman dan mengajak mengenai moderasi beragama kepada teman kita. Jadi tidak terlalu berpaham kanan dan berpaham kiri. Walaupun banyak orang yang beranggapan bahwa bersikap moderat dalam beragama berarti tidak teguh pendirian, tidak serius, dan orang yang bersikap seperti itu tidak sungguh–sungguh dalam mengamalkan ajaran agama.

Padahal moderat dalam beragama ialah percaya diri dengan ajaran agama yang dipeluknya. Karena prinsip moderat dalam beragam ialah adil dan berimbang. Hal yang menojol dari moderasi beragama ialah adanya keterbukaan, penerimaan, kerjasama dari masing – masing pendapat yang berbeda. Mereka harus mau saling mendengarkan satu sama lain dan mampu mengatasi perbedaan pemahaman keagamaan diantara mereka.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk moderat dalam beragama karena untuk mencari persamaan dan bukan pertajam perbedaan. Karena ketika kita sudah bisa menghargai pendapat orang lain dan bisa berdamai. Maka kita bisa mempererat tali persaudaraan sehingga tidak ada lagi paham kanan dan paham kiri yang dapat memacah belah pertemanan. Dan kita juga tidak boleh mudah terprovokasi oleh orang–orang yang ingin menghancurkan ukhuwah kita. Karena dalam moderasi beragama kita harus berilmu, berbudi, dan berhati-hati.

Dengan demikian ketika kita sedang berkumpul dengan teman kita lalu membicarakan persoalan agama. Ada baiknya kita bersikap moderat. Dan kita harus bisa menghargai pendapat orang lain agar kita bisa menjaga ukhuwah kita. Dan apabila terjadi perdebatan kita harus menjadi penengah diantara teman kita. Dan selain itu kita juga harus meminimalisir fanatisme terhadap golongan serta memahami firman Allah swt. pada surah Al-Baqarah: 143 tentang umat yang moderat dan adil.

Komentar