I Found You


Ini bermula dari 3 tahun yang lalu, tahun terburuk untukku. Tahun itu sepertinya semesta sedang tidak berpihak padaku. Penyesalan, selalu menyalahkan diri sendiri, apa yang salah ya dari diriku ? Kenapa semua hinaan, cacian selalu tertuju ke aku, selalu diremehkan sama orang terdekat termasuk Mama Papa. Apa ada yang kurang dari aku ? Bukannya setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing ? Kenapa hanya kekuranganku yang mereka lihat, kenapa ? 

•••

30, Desember 2020 …

Diriku dengan segala hal yang masih sama, ya perkenalkan aku Sandra. Anak yang sepertinya tidak diinginkan oleh orang tuanya, entah akupun tidak mengerti apakah aku seburuk itu bagi mereka ? Ya sudahlah itu tidak penting lagi. Semenjak aku lulus SMP Mama dan Papa membiarkanku untuk memilih mau melanjutkan ke SMA mana, aku sudah tahu alasannya apalagi selain mereka tidak peduli padaku. Kini aku bersekolah di salah satu SMA Negeri di daerah Yogyakarta tidak jauh dari rumah. Aku lebih suka berangkat dengan jalan kaki daripada naik angkutan umum, menurut ku lebih enak saja karena aku bisa nikmatin suasana dijalanan.
“ enggak berasa ya waktu begitu cepat tiba-tiba udah SMA aja, kamu hebat Sandra kamu hebat bisa ngelewatin rintangan yang ada yang mungkin untuk beberapa orang enggak bisa lewatin. “ percakapanku pada diriku sendiri pagi itu menambah semangatku untuk berangkat sekolah hari ini.

Saat aku berjalan santai sambil mendengarkan musik dengan headset ada seorang yang menepuk punyaku pelan, sontak aku berbalik badan untuk melihat siapa dia. Ternyata aku tidak mengenalnya tapi dari seragamnya aku tahu kalau dia juga bersekolah di mana aku juga bersekolah.
“ eh kamu siapa ya? Kamu kenal aku? “ tanyaku padanya
“ kenalin aku Rangga, nama kamu siapa? “ tanya dia balik
“ aku nanya kenapa tanya balik, dan juga aku enggak tanya nama kau siapa ya. Kamu siapa sih ? “ 
“ jangan galak-galak ntar cepet tua. Iya emang aku enggak kenal kamu tapi kita bisa kenalan kan? Bay the way, aku anak baru juga “ sambil mengulurkan tangan untuk berjabatan denganku.
“ ok, kenalin aku Sandra “
“ Sandra Rangga cocok ya “ godanya
“ cocok apanya “ jawabku ketus
“ cocok aja. Jadi sekarang kita temenan kan? Boleh kan? “
“ emm … ada syaratnya gimana? “
“ ok, apa syaratnya ? “
“ ntar jam istirahat baru ku kasih tahu syaratnya, aku kelas XI IPA 2 kamu dateng aja ke kelasku, gimana? “
“ siap cantik “
“ apaan sih “

Hari pertama dengan awal yang indah dan menyenangkan, senang sekali ada orang yang mau berteman denganku. Rangga orang pertama yang mengajakku berteman dari dulu aku tidak pernah diajak berteman dengan siapapun, semangat sekali rasanya bisa berkenalan dengannya.

Bell berbunyi menandakan kami seluruh siswa baru untuk segera bergegas ke ruang aula, langkah kami percepat agar terhindar dari hukuman senior. Sama sekali aku sendirian disana, tidak ada teman hanya sendiri. Entah dengan Rangga apakah dia sendirian atau tidak tapi menurutku tidak, ya karena dia keren pasti banyak yang mau temenan sama dia beda jauh denganku. Ah sudahlah.

“ ayo dong dek, jalannya dipercepat. Lari cepatan ” teriak salah satu senior galak
“ kalian mau saya hukum, ayo cepat “ sambung salah satu senior lainnya
Aku mengomel sendiri tanpa peduli orang lain disitu,
“ duh, cerewet banget sih senior. Orang ditanya disuruh lari hissss “ tanpa disadari ada satu senior yang mendengar ocehanku. Duh tamatlah riwayatku.
“ hey kamu, tadi ngomong apa? Hah, emang kita enggak denger apa. Sini !!! “ tunjuk senior itu padaku
“ mampus aku “
“ yang lain cepetan jalannya, enggak usah pada liatin anak ini “
“ iya kak “ jawab serentak anak-anak

Kini aku dibawa oleh senior ke belakang panggung ospek, entah kenapa tapi pastinya aku akan dihukum. Saat aku dan senior dalam perjalanan tiba-tiba kami bertemu Rangga, sontak aku kaget kenapa dia sebegitu santainya telat dan berpapasan dengan senior.
“ eh ada apa nih? Sandra mau dibawa kenapa? “
“ kamu siapa berani banget “
“ beranilah, orang situ masih manusia. Bukan jelmaan kan? “
“ kurang ajar banget kamu, sini ikut kita sekarang “
“ kak, kita disini mau ospek ya bukan ikut sama kakak jadi lepasin Sandra sekarang kalo enggak aku laporin ke guru sekarang “
“ kamu ya bener-bener, ok kali ini kita maafin kamu Sandra tapi lain kali jaga ucapan. Yaudah sekarang kalian gabung sama anak-anak lainnya “
“ ok kak makasih ya “
Senior pun pergi meninggalkan aku dan Rangga berdua.
“ kamu kenapa bisa dibawa sama mereka sih? Cerita dong “
“ dah enggak penting, ke aula yuk ntar telat “ reflek aku mengandeng tangan Rangga dan lari menuju aula

Aku dan Rangga bergegas menuju aula, agar tidak tertinggal dengan yang lain. Kucepatkan langkahku begitupun dengan Rangga. 
“ akhirnya, capek banget ya “ aku menghela nafas, dan mencoba tenang kembali
Rangga terdiam tak menjawab, sontak aku menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa dia tidak apa-apa. Ternyata dia sedang mengikat tali sepatunya yang lepas karena kami terlalu cepat berlari.
“ hah? Kenapa? “ tanya Rangga padaku
“ kamu capek? “
Dia hanya menggelengkan kepalanya, artinya dia baik-baik aja.
“ yaudah sana gabung ke barisan cewe, aku tinggal sebentar “
“ ok, daaa “

Kami pun berpisah barisan karena barisan dibagi menjadi 2 antar perempuan dan laki-laki. Acara hari ini sekedar perkenalan sekolah dan pembagian kelas untuk siswa baru. Para senior mulai memperkenalkan secara detail tentang sekolah ini mulai dari awal didirikan, peraturan-peraturan yang berlaku, juga guru dan staf yang bekerja disana. Siswa lainnya menyimak dengan seksama tapi tidak dengan Rangga, masih saja dia memandangku dari jauh. Entahlah aku tak mengerti apa yang ada dipikiran nya itu, kenapa sesantai itu didepan senior tidak ada takut-takutnya sama sekali. 
“ Ok sekarang kalian bisa ke kelas masing-masing, ingat masuk ke kelas yang udah kita tentuin, jangan mampir kemana mana karena setelah ini akan diadakan pemilihan struktur kelas. “
“ iya kak “ jawab serentak siswa-siswi

Aku bergegas ke kelas yang tidak terlalu jauh dari aula, untungnya aku mendapat kelas yang lumayan dekat dari aula, kantin, koperasi, dan ruang guru jadi agak memudahkanku.
“ Sandra “ panggil seseorang dari kejauhan, aku menoleh dan ternyata dia, iya dia Rangga. Siapa lagi 
“ apalagi sih? Kenapa enggak ke kelas, ntar dimarahin senior lho “
“ kan kita satu kelas, gimana sih. Emang kamu enggak tahu? “
“ hah? Kita satu kelas? “
“ iya, seneng kan sekelas sama aku “ dia terus menggodaku dengan senyuman, aku hanya diam tak menjawab. Dia terus membututiku dibelakang sambil tersenyum memandangiku entah apa yang menarik dariku, memang manusia aneh.


“ kamu ngapain duduk disebelahku? Kan masih banyak kursi kosong “
“ ya suka-suka aku dong mau duduk dimana “
“ terserahmu saja “ aku terduduk pasrah

Hari itu cukup melelahkan banyak kegiatan yang harus dilakukan dan harus segera diselesaikan, bagaimana tidak karena besok sudah mulai pembelajaran jadi sudah tidak ada waktu lagi. Aku salah kelompok dengan Rangga dan juga 2 anak lainnya namanya Dimas dan Sita. Rencananya kami akan mengerjakan sepulang sekolah, tempatnya belum tahu karena katanya Rangga yang mau nentuin kami pun setuju. 
Bell pulang sudah berbunyi, kami segera berkumpul untuk berangkat ketempat yang sudah Rangga rencanakan. Berhubung kami tidak mengendarai apapun kesekolah terpaksa kita memesan grab. Tak butuh waktu lama grab yang kita pesan datang.
Rangga dengan cepat membukakan pintu mobil untukku.
“ silahkan cantik “ godanya
“ apaan sih enggak usah lebay “
“ wihhh ternyata kalian ada hubungan spesial yaaa “ goda Dimas juga Sita
“ enggak, iya “ jawab berbarengan aku juga Rangga
“ lho mana nih yang bener? “ tanya Sita
“ dah ah lupain aja, ntar kesorean berangkat aja “

Dimas juga Sita masuk duluan, aku duduk disebelah Sita dan Rangga. Kami berangkat ketujuan, Rangga bilang jaraknya tidak begitu jauh. Dalam perjalanan Rangga selalu mengajakku mengobrol tapi aku diamkan, malas saja.
“ kami kenapa sih diem aja? Aku ada salah? “
“ aku malas saja, diamlah dan nikmati perjalanan “
“ kalian tuh jangan saling cuek gitu. Biasanya yang awalnya cuek, dingin lama-lama jadi suka lho. Aku enggak nakut-nakutin tapi ini fakta “ sambung Sita
“ apaan sih Sita “

10 menit berlalu akhirnya kami sampai ditujuan, ini seperti sebuah taman tapi sangat privasi kupikir ini taman pribadi Rangga. Tempatnya sangat tenang dan nyaman jadi untuk mengerjakan pun sepertinya enak. Kami berempat setuju untuk mengerjakan disini, segera kami naik ke atas rumah pohon yang cukup besar dan muat untuk kami berempat. Ini sudah pukul 14.30 jadi suasananya segar, nyaman sekali bisa merasakan udara ditempat ini.
“ oke, tugas kita kan lumayan banyak kita bagi aja ya biar cepet selesainya “ usul Dimas
“ setuju “ jawab kompak aku dan lainnya
“ Sita kamu bikin gambarnya, Sandra kamu bikin cerita dari gambar itu, Rangga kamu warnain papan kayunya, dan aku yang bagian ngehias plus nempelin semuanya. Gimana deal? “
“ deal “
Kami mengerjakan tugas kami masing-masing. Untuk hari ini kami memaksimalkan semuanya agar besok selesai dan enggak ada beban lagi, malas juga jika harus berurusan dengan kakak senior lagi. Untung saja tugasnya tidak terlaku repot dan ribet jadi mungkin malam ini tugas bisa selesai, kami sengaja sampai malam agar maksimal hasilnya. Sesekali waktu kami beristirahat untuk makan snack yang sudah kami beli tadi sebelum berangkat kesini, lalu kami lanjutkan lagi pekerjaan tugasnya.
“ akhirnya tugasku udah selesai “ ucapku lega
“ Iya aku juga udah selesai nih, akhirnya “ sambung Sita
“ Sandra bantuin aku dong “ mohon Rangga padaku dengan wajah memelasnya
“ okeeee “ jawabku pasrah
“ baik banget sih cantiknya aku “ godanya padaku
“ sejak kapan? “
“ apanya? “
“ ee..eee bukan apa-apa, yaudah yuk lanjut “ hampir saja.

Papan kayunya lumayan besar karena nantinya akan ditempel gambar serta cerita yang sudah aku buat, jadi membutuhkan tenaga yang ekstra juga. Sesekali Rangga menggodaku dengan mencoret wajahku dengan cat akhirnya kami saling balas-membalas sampai lari-larian.
“ Rangga udah ah jangan main-main terus, kalo gini kapan selesainya? “
“ iya iya maaf, yaudah yuk lanjutin tinggal sedikit lagi nih “
Aku menjawabnya dengan anggukkan.

Papan kayu pun selesai, Dimas segera mendekor dan menempelkan gambar dan cerita ke papan kayu itu. Kami juga membantunya agar cepat selesai, pukul menunjukan pukul 17.50 kami segera membereskan semuanya dan segera pulang.
“ San, ikut aku sebentar yuk “ bisik Rangga padaku
“ mau kemana? “ 
“ udah ikut aja bentar doang “ 
“ Sita Dimas aku kebelakang sebentar ya “ izinku pada mereka
“ okey kita tunggu didepan ya “

Aku mengikuti Rangga dari belakang.
“ duduk sini “ aku langsung duduk dikursi itu diikuti Rangga
“ sini aku bersihin wajah kamu dulu “ sambil membersihkan wajahku yang penuh dengan cat tadi, Rangga fokus membersihkan wajahku. 
“ baru kali ini ada yang peduli sama aku “ ucapku tanpa sadar
“ hah? Kamu ngomong apa San? “
“ hah enggak kok bukan apa-apa “
“ owh ok, maaf ya karena gara-gara aku wajah cantik kamu kotor “
“ dalam keadaan gini aja masih bisa gombal ya kamu “
“ gapapa dong, biar kamu senyum aja. Cantik “
“ hah? “
“ kurang jelas? CANTIK “ sambil menegaskan bicaranya, sontak aku tersipu malu
“ ciee yang pipinya merah karena dibilang cantik “ godanya sekali lagi
“ apaan sih enggak merah juga. Udah ih ntar biar aku bersihin sendiri kasian Sita sama Dimas dah nunggu lama, yuk pulang “
Rangga bangkit dari kursinya lalu mengulurkan tanganmu padaku dan berkata “ yuk “
Aku dengan malu-malu menerima tangannya, kami berjalan menuju kedepan untuk segera pulang.

***

Hari-hari kami lewati bersama, apapun masalahnya kami selalu menyelesaikannya bersama juga. Rangga satu-satunya orang yang selalu ada disaat aku senang maupun sedih, aku bersyukur bisa mengenalnya. Jika ditanya menyesal atau tidak jawabanku tidak, dia termasuk kenangan yang enggak bisa aku sesali. Tingkah dan sifatnya yang tidak bisa kutebak, selalu punya cara tersendiri untuk menghiburku dan masih banyak lagi. Ingin rasanya selalu bersama sama dia, didekatnya terasa aman dan nyaman.

Semakin lama aku bersamanya perasaan ini semakin jelas, ya aku menyukainya entah ini benar atau salah akupun belum berani mengungkapkannya. Akupun tidak tahu apakah Rangga juga memiliki perasaan yang sama denganku, kupikir selama ini dia baik padaku hanya sebatas teman dekat aku tidak mengharapkan
apapun darinya selain tetap bersama sampai akhir. Dia sangat berharga untukku, aku ingin dia selalu disisiku. 
***

2 tahun berlalu …

Tidak terasa ya kini sudah semester akhir sebentar lagi aku dan teman-teman lainnya akan lulus SMA, juga aku akan berpisah dengan Rangga. Dia pernah bilang untuk selalu sama aku tapi apakah akan terwujud, aku tidak mau mengharapkan apa yang enggak pasti. Mungkin karena baru kali ini aku punya teman yang sedekat Rangga, aku jadi enggak bisa jauh-jauh dari dia, tapi aku juga enggak bisa maksa masa depan dia kan. Keputusannya ya dia yang putuskan sendiri aku hanya bisa mendukung. Tapi aku berharap dia masih mau berteman denganku.

“ San, kamu rencana mau lanjut kuliah dimana? “
“ belum tau Ga, banyak hal yang harus aku selesaikan sebelum masuk kuliah “
“ emang enggak bisa dilanjut sambil kuliah? Kan bisa, ntar kalo kamu kerepotan kan bisa minta bantuan aku. Enggak semua hal yang kamu pengenin harus
ngorbanin masa depan kamu, kalo bisa dikerjakan sama-sama kenapa harus pilih salah satu? “
“ Ga, kamu masih mau temenan sama aku kan, walaupun kita jauh? “
“ jauh? Emang kamu mau kemana? “
“ orang tuaku bakal pindah luar kota Ga, mau enggak mau aku dipaksa ikut kesana. Aku udah tolak Ga tapi mereka enggak ngizinin aku kuliah di Bandung ”
“ kenapa baru bilang sekarang sih San “
“ aku takut Ga, aku takut kamu bakal marah kalo tahu soal ini. Maafin aku “
“ setidaknya kalo kamu ngasih tahu aku, aku bisa mbujuk orang tua kamu biar kamu bisa kuliah disini bareng aku. San, aku enggak mau kita pisah “ memelukku erat Rangga menangis dipelukannku.
“ maafin aku Ga, aku janji kok kita bakal ketemu lagi. Aku bakal nemuin kamu lagi disini aku janji “
“ San, kita udah semester akhir aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, aku jamin kamu bakalan suka. Sebenernya udah lama aku pengen ngajak kamu kesana tapi belum.pas aja waktunya, mau kan? “
“ pasti mau dong, kan Rangga yang ngajak “ hiburku padanya

Berat memang menceritakan berita ini padang, tapi aku harus memberitahunya aku enggak mau dia berfikiran aku pergi tanpa berpamitan. Dia sudah ku anggap kakakku sendiri, dia sudah berkorban banyak untukku tanpa peduli dirinya sendiri. Jika boleh jujur aku sebenarnya enggan untuk meninggalkanmu, tapi bagaimana? Ini perintah Papa dan Mama aku tidak bisa menolaknya. Kini hari-hariku aku habiskan bersama Rangga, untungnya Papa dan Mama mengizinkan aku bermain dengan Rangga sebelum aku pindah, aku tidak mau hari-hari terakhirku di Bandung tidak bersama Rangga.

Sepulang sekolah aku langsung pulang dan tidak mampir kemana mana lagi, beberapa hari ini kegiatan sekolah semakin padat mungkin karena aku sudah semester akhir jadi kegiatanku sekarang hanyalah ujian dan ujian. Perasaanku campur aduk, senang karena aku segera lulus SMA dan masuk perguruan tinggi, sedih karena kenyataannya aku dan Rangga harus berpisah setelah itu. 
Sampai dirumah aku segera membersihkan badan dan makan, sudah lama semenjak aku kenal Rangga aku tidak makan bersama Mama dan Papa. Tak lama setelah aku keluar kamar mandi ponselku berbunyi tanda pesan masuk.

Pesan masuk diponselku :
( San, besok pagi di halte kita ketemuan ya. Aku tunggu kamu disana. Jangan sampai tidak datang, awas saja tidak datang ada hukuman untuk mu. Mumpung ini akhir pekan jadi kita bisa nikmatin hari-hari terakhir kita bareng di Bandung )

Ya, manusia satu ini suka mengancamku tapi aku tahu dia tidak akan melakukannya kalaupun iya pasti hal-hal yang konyol. Perminataannya memang konyol tapi dari situlah dia bikin aku bahagia terus, sedih banget harus ninggalin dia sendirian di Bandung tapi bagaimana lagi aku harus pergi.

Makan malam sudah, saatnya aku istirahat untuk besok, ya aku akan berkeliking jauh bersama Rangga aku tak mau mengecewakan dia hanya karena aku lelah besok pagi. Aku ingin menikmati hari-hari bersama Rangga selamanya, sampa kapan pun itu.
“ Ma, aku istirahat duluan ya “
“ tumben nih “ 
“ iya tumben-tumbenan “ sambung Papa
“ iya Ma Pa besok aku mau diajak Rangga pergi, gapapa kan? Lagi pula bentar lagi aku bakalan jauh dari Rangga “
“ iyaa gapapa, nikmatin masa-masa bareng sama Rangga ya. Tapi inget jangan malem-malem pulangnya inget waktu “
“ siap Ma, yaudah Sandra ke kamar duluan ya. Good night Mom Dad “
Aku bergegas menuju kamar dan segera menyiapkan baju untuk besok lalu beristirahat.

Kring … kring … 
Bell alarm yang kupasang tadi malam berbunyi keras hingga aku terbangun. Jam menunjukan pukul 06.00 WIB, sontak aku segera lari ke kamar mandi dan bergegas siap-siap agar tidak telat ke halte. Mama mengetuk pintu kamarku lalu masuk dan mengingatkanku kalau hari ini aku ada janji bersama Rangga.
“ Sandra, katanya ada janji sama Rangga. Siap-siapnyabyang cepet ya ntar kalo Rangga nunggu lama kan kasian. Mama udah siapin cemilan juga buat kalian, mama taruh dimeja belajar ya jangan lupa dibawa “
“ iya Ma, makasiii “ jawabku dari kamar mandi
Sudah selesai ku bersiap-siap, segera ku ambil beberapa barang-barang yang akan kubawa serta cemilan yang sudah Mama siapkan.
“ semoga Rangga enggak nunggu lama “ sambil memasukkan barang-barang kedalam tas
“ Ma, Pa Sandra berangkat dulu ya. See u, love you “
“ Take care sayang, bye “
Aku berjalan kaki menuju halte, jaraknya tidak terlalu jauh semoga saja Rangga udah dateng. Ku percepat jalanku agar Rangga tak menunggu terlaku lama. Perasaanku pagi itu tidak karuhan, senang sekaligus sedih tapi yang terpenting sekarang Rangga sama aku, aku sama dia. Itu udah lebih dari cukup.

Ku dapati Rangga sedang terduduk sendirian dihalte, segera ku hampirinya.
“ Hai, maaf ya nunggu lama pasti “
“ Hai, gapapa lagian aku baru aja nyampe. Udah? “
“ Udah? Apanya? “
“ maksudnya udah siapa belum berangkat sekarang? “
“ siap dong, yuk “
Rangga hanya tersenyum padaku sambil menggandeg tanganku menuju mobilnya, kali ini dia pakai mobil berbeda dari biasanya, mobil kali ini sedikit lebih klasik yang didalamnya bisa untuk tempat istirahat. Rangga membukakan pintunya untukku, aneh saja biasanya dia selalu cuek tentang hal kecil seperti ini. Tapi kali ini dia peduli banget.
“ hari ini kita mau kemana sih? “
“ rahasia dong, ntar kamu tahu sendiri. Aku yakin kamu bakalan suka juga. Pokoknya kamu nikmatin aja perjalanan lumayan agak jauh sih “
“ owh oke, eh bay the way tadi Mama bawain cemilan buat kita sedikit sih tapi dijamin enak Karena buat Mama “
“ pasti “ tersenyum padaku
“ gimana persiapan kuliah kamu? Udah diurus semua? “ penasaran Rangga
“ kata Papa sih udah tinggal berangkat aja. Enggak berasa ya waktu berjalan ceper banget padahal kayak baru kemarin kamu ngajak aku kenalan dan sok kenal sama aku dan sekarang udah mau pisah aja. Tapi aku berharap setelah kita pisah kamu tetep mau jadi sahabat aku, aku dah nganggep kamu kayak kakak aku Ga. Plis jangan lupain aku ya, aku janji kok aku bakalan main ke Bandung sesekali, okey? “
“ kok sedih-sedih sih jadinya kan hari ini kita mau seneng-seneng, senyum dong. Masak Sandra yang cantik ini cengeng “
“ aku serius Ga, janji? “ mengulurkan tangan tandaku mau Rangga berjanji akan hal itu
“ iya janji “ membalas tanganku sambil tersenyum manis

Senyuman itu akan kurindukan entah berapa lama tapi semuanya sudah terekam dalam memoriku. Tingkah dan kelakuannya yang enggak bisa ditebak, yang selalu punya lelucon aneh tapi bisa membuatku tertawa, dan masih banyak lagi sesuatu darinya yang akan kurindukan ketika jauh darinya. Semesta sungguh baik padaku sehingga mengirimkan dia padaku, memperkenalkanku padanya salah satu hadiah terindah yang pernah ku terima sebelumnya. 
Dalam hati ku berbicara “ semesta tolong, tolong jaga dia selama aku tidak disampingnya. Akan ku pastikan aku kembali “ lalu aku tersenyum menghadapnya.
Perjalanan begitu cepat jika bersamanya. Tempat yang kali ini dia pilih sungguh indah dan aku menyukainya, pemandangan yang disuguhkan pun tak kalah luar biasanya. Sempat ku berfikir bisakah aku tetap disini bersamanya sehari saja dan kalau bisa selamanya. Kami turun dari mobil dan mempersiapkan tenda dan kursi untuk tempat bersantai menikmati pantai, kali ini tugas Rangga menyiapkan tenda dan kursi dan tugasku adalah mempersiapkan makanan dan snack lainnya.

Komentar